Sabtu, 19 Maret 2011

Analisis Stilistika Hujan di Bulan Juni

Hujan di Bulan Juni
Sapardi Djoko Damono

Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Pendahuluan:
Perkembangan dunia sastra khususnya puisi di Indonesian telah mengalami berbagai masa atau zamannya. Pada setiap zamannya puisi terlihat berbeda bila dilihat dari jenis atau bentuknya. Hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman selama puisi itu tercipta melalui melalui proses kreatif penyairnya.
Puisi secara harfiah dapat diartikan sebagai ungkapan batin seorang penyair melalui kata-kata yang dituangkan lewat tulisan dengan gaya dan ungkapan tertentu. Setiap gaya penyair dalam menciptakan karyanya berbeda satu sama lainnya. Oleh karena itu, di dalam memahami suatu karya sastra khususnya puisi kita dapat menyeragamkan makna yang terkait dalam puisi tersebut. Dalam hal ini tentunya kita tidak memahami sebuah puisi tanpa metode atau pendekatan terhadap puisi tersebut.
Seiring berjalannya waktu dan zaman, apresiasi terhadap puisi yang diciptakan para penyair, mengalami perubahan bentuk dan jenisnya. Para penyair mencoba menciptakan rang-ruang baru terhadap apresiasi sebuah puisi. Tetapi apresiasi sebuah puisi diapresiasikan ke dalam bentuk dan media lain untuk dapat dinikmati masyarakat. Bentuk lain dalam apresiasi puisi dapat kita jumpai di dalam seni pertunjukan, seperti dramatisasi puisi, baca puisi, dan musikalisasi puisi.
Apresisasi yang disebutkan di atas merupakan proses kreatif seseorang terhadap karya sastra khususnya puisi. Tentunya bentuk lain dari apresiasi yang diciptakan oleh penyair dan musisi adalah bentuk mengembangkan apresiasi puisi di masyarakat agar dinikmati dan dipahami. Ada pun yang akan penulis teliti dari bentuk apresiasi di atas yaitu musikalisasi puisi.
Musikalisasi puisi merupakan salah satu jalan untuk mengapresiasikan sebuah puisi. Peranan musikalisasi puisi dalam sejarah sastra di Indonesia memiliki andil penting bagi perkembangan sastra khususnya puisi, tentunya akan tercapai jika pengenalan puisi itu sendiri menggunakan cara atau metode yang dapat diterima di masyarakat.
Puisi Hujan Bulan Juni , merupakan karya Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono . Beliau merupakan seorang pujangga terkemuka di Indonesia dengan puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana. Sajak-sajaknya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.
Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya Sapardi.
Analisis :
Hujan Bulan Juni, kumpulan puisi dari Sapardi Djoko Damono. Di dalamnya termuat 96 puisi yang telah diseleksi dari ratusan puisinya selama periode 1964 hingga 1994. Beberapa puisi di dalamnya telah dibukukan dalam buku kumpulan puisi Mata Pisau, Akuarium, Perahu Kertas, maupun Sihir Hujan. Membaca puisi-puisi Sapardi, saya dibawa ke suasana muram, mistis, penuh tanda tanya, penuh pengakuan, juga kearifan hidup melalui kendara-kendara imajinasinya. Salah satu kendaraan yang mudah dicerna dalam kumpulan puisi ini adalah hujan. Hujan dalam puisi Sapardi menjelma menjadi suatu lanskap ritmik, di mana kita bisa menganalogkan sebagai satu sajian soundscape nan indah. SoundscapeHujan Bulan Juni.

Istilah soundscape berasal dari dua kata, sound (suara, bunyi) dan scape (dari lanscape, pemandangan). Soundscape dapat diartikan sebagai pemandangan yang berupa bunyi atau suara. Istilah ini dimunculkan oleh komponis Kanada, Murray Schafer dalam buku berjudul Ear Cleaning yang membahas pemandangan bunyi dan bagaimana bunyi-bunyi itu mengambil bagian dalam konteks lingkungan. Kiranya seperti itulah yang coba saya hadirkan dalam perbincangan ini. Bagaimana Sapardi mengolah hujan yang merupakan pemandangan keseharian saat musim hujan datang, menjadi soundscape indah. Lanskap hujan menjadi sumber melodrama dan cerita humanitas tanpa batas.

Penggunaan gaya bahasa yang sangat dominan dalam puisi disebabkan oleh adanya media yang sangat terbatas. Kesatuan puisi, yang disebut sebagai bait adalah totalitas yang sama dengan bentuk cerpen, novel, dan drama. Perbedaannya, satu bait puisi terdiri dari satu atau dua halaman, sedangkan sebuah novel terdiri atas ratusan bahkan ribuan halaman. Dalam puisi Hujan Bulan Juni setiap bait memiliki totalitasnya.

Puisi Hujan Bulan Juni terdiri dari 12 baris, memiliki 6 subide, semacam alinea dalam narasi prosa. Masing-masing alinea memiliki ide tertentu, seperti : 1) penantian yang tabah, 2) kerinduan yang dirahasiakan, 3) penantian yang bijak, 4) penghapusan masa lalu yang menimbulkan keraguan, 5) kearifan penantian, 6) penantian yang berujung kebahagiaan.

Puisi Hujan Bulan Juni merupakan puisi berirama eufoni yang bunyinya harmonis yang lembut. Tiap baris disajikan dengan kata yang halus dan dengan gaya bahasa kiasan yang personifikasi yang didapat dalam kata hujan dikiaskan seperti manusia yang bersikap tabah, arif, dan bijak.

Judul puisi itu sendiri yaitu “Hujan Bulan Juni”. Menurut saya, Hujan Bulan Juni menunjukan simbol dari sebuah penantian. Saya dapat berkata demikian melihat dari pilihan kata yang diambilnya. Yang pertama “Bulan Juni” merupakan bulan di musim kemarau yang jarang terjadi hujan. Walaupun memang pada akhir-akhir ini tidak demikian. Hal yang dinantikan pada bulan Juni musim kemarau adalah hujan. Jadi dari situlah saya mengambil kesimpulan bahwa Hujan Bulan Juni dari puisi yang berjudul sama karya Sapardi Djoko Damono adalah Penantian.

Baris pertama dan kedua // Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni // menggambarkan ketabahan seseorang yang terus menanti sesuatu yang dinantinya. Tabah artinya tetap dan kuat hati. Jadi orang ini menanti tanpa henti dan dengan kuat walau apapun terjadi. Kata tak ada menerangkan bahwa dia yang tertabah dalam menanti, tidak ada seorangpun yang bisa melebihi penantiannya.

Baris ketiga dan keempat // Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu //. Pohon berbunga dimaksudkan pada sesuatu yang indah bagi orang yang menanti dengan tabah. Dirahasiakannya rintik rindunya menunjukan bahwa dia rindu pada pohon berbunga tetapi rindu itu hanya dapat dirahasiakannya walaupun hanya sedikit.

// Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni // baris kelima dan keenam menunjukan penantian yang bijak. Bijak dalam kamus bahasa Indonesia adalah selalu menggunakan akal budinya; pandai; mahir. Jadi seseorang itu menanti dengan menggunakan akal budinya.
Baris kelima dan keenam diperjelas dengan baris ke tujuh dan kedelapan // Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu // yang menyatakan penghapusan masa lalu yang penuh keraguan. Jejak-jejak kaki menandakan sesuatu yang lampau yang berbekas mungkin dalam puisi ini adalah sebuah memori yang diperjelas dengan baris kedelapan yaitu memori yang ragu-ragu.

// Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan Juni // kembali lagi pengarang memuji penantian yaitu dengan kata arif, yang berarti cerdik, pandai dan berilmu.

// dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu // menggambarkan kalau penantiannya berbuah manis. Dapat dikatakan demikian karena melihat akhir baris keduabelas yaitu diserap akar pohon bunga itu yang mengacu kepada air hujan yang diserap oleh akar pohon bunga.  Dibiarkannya yang tak terucapkan menunjukan bahwa dia tak peduli dengan apa yang dulu dia rasakan oada masa penantian, karena kini hujan telah diserap akar.


1 komentar:

  1. Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
    SITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
    Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
    • AduQ
    • BandarQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • FaceBook : @TaipanQQinfo
    • WA :+62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    Come & Join Us!!

    BalasHapus