Senin, 07 Maret 2011

SENYAWA PAGI


cahaya temaram menghiasi sudut kota kecil dimana pagi,siang,malam menjadi satuan magnetik berdetik.
lelap,senyap,sendu berdebu berkausalitas dengan hamparan gersang namun meyakinkan.
dia senyawa fenomenologi  yang menjelma layaknya pagi dan mulai berubah ketika petang.
lembutnya membinasanakan mata adam membutakan nurani lalu merampasnya dalam sebuah ketidakadilan .
bukan kali ini dia meremukan hati . dulu juga pernah,bahkan jauh lebih menyakitkan.  ketika malamnya sudah keluar dia tampakan paginya !ah, penuh dengan keasuan . namun lagi-lagi saya terjebak dengan muka paginya.
seperti belati yang ditusukan berkali-kali, rasanya sakit namun tetap saja dimaklumi dan hebatnya dia lakukan dibelakang mata . sial ! saya pun tertipu lagi . 
sebuah drama dijalankannya layaknya seorang aktris yang patut mendapatkan sebuah penghargaan.
seharusnya tidak seperti itu . biarkan saja pagi seperti pagi namun tidak malam seperti pagi. saya memang malam, gelap dan senyap. itupun hanya sekedar sinar rembulan yang menerangi redupnya .namun setidaknya tidak seperti malam yang berkamuflase di pagi hari


Tidak ada komentar:

Posting Komentar