Sabtu, 19 Maret 2011

Mental "cemen" Bangsa Indonesia

KARANGAN ILMIAH

Mental “cemen” Bangsa Indonesia

Di era globalisasi saat ini,cara pandang kita terhadap suatu hal memang cenderung ingin praktis dan cepat selesai . Ditambah dengan teknologi yang semakin canggih mendukung kita untuk lebih bermalas-malasan dan tidak berpikir untuk mengambil jalan yang lebih rumit . Padahal “penyakit”  malas merupakan hal yang paling merugikan bagi hidup kita tentunya. Karena dengan bermalas-malasan otak kita dipacu hanya untuk berdiam diri dan terfokus tidak berpikir kedepan. Alhasil individu-individu yang malas tidak akan pernah maju . Tak bisa dipungkiri lagi bahwa sebagian bangsa Indonesia memang cenderung  bangsa yang  malas berpikir dan senang bertindak jalan pintas. Namun secara historis bangsa Indonesia pada zaman dahulunya pernah dijajah cukup lama oleh Belanda maupun Jepang yang pada saat itu bangsa Indonesia tidak mendapatkan kebebasan berpikir dan juga tidak mendapatkan kebebasan dalam bidang pendidikan oleh karena itu bangsa Indonesia terninabobokan akan malasnya berpikir sampai saat ini.
Bukti perilaku bahwa sebagian bangsa Indonesia merupakan bangsa yang malas dan senang bertindak jalan pintas. Bukti pertama, tidak jauh-jauh menyinggung masalah pelajar atau mahasiswa yang diberi tugas oleh guru maupun dosennya misalnya mengenai simbiosis mutualisme. Sebelum adanya teknologi internet dengan website google,yahoo, dll. Pelajar/mahasiswa diharuskan membaca dan mencari buku dengan tema tersebut lalu diringkas menjadi sebuah intisari. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi, kita tidak perlu ribet untuk membaca/mencari atau sampai membeli buku. Tinggal ketik di website google “simbiosis mutualisme” semua keluar, tinggal copy paste dan tugas pun selesai. Itulah salah satu bukti kongkrit kemalasan dan salah satu cara bertindak jalan pintas dalam lingkungan mahasiswa dan pelajar walaupun tidak semua mahasiwa/pelajar seperti itu . Bukti kedua tentang sistem pemerintahan di Indonesia. Dewasa ini koruptor makin merajalela, korupsi dimana-mana. Mereka melakukan itu semua karena senang bertindak jalan pintas. Mereka ingin memdapatkan uang yang banyak dengan cara mengkorupsi habis-habisan uang Negara. Apa kata dunia ? sungguh sangat tragis melihat kondisi bangsa Indonesia yang semakin hari menunjukan kebiasaan buruk para petingginya. Belum lepas ingatan kita akan kasus penggelapan uang pajak oleh Gayus Tambunan atau kasus Bank Century yang semakin tertutup-tutupi saja karena “katanya” dibackingi oleh Pak Presiden sendiri. Apakah mental seperti ini yang ditunjukan para pemimpin Negara kita. Bukannya sebagai pemimpin harus memberikan tauladan yang baik bagi masyarakatnya. Berbeda cerita tapi dengan kasus yang sama. Mungkin anda masih bisa mengingat kasus Artalyta terpidana kasus suap 6 milyar kepada jaksa urip yang ingin mendapatkan jalan pintas agar tidak menjadi tersangka. Walaupun menjadi terpidana Artalytha tetap bahagia hidup dalam ruang sel tahanan sebab kamar tahananya disulap menjadi hotel mewah. Perilaku diskriminatif ini menunjukan bahwa kekuasaan bisa memberikan solusi untuk mendapatkan jalan pintas. Lain cerita dengan kasus korupsi. Bukti ketiga ialah kasus pembajakan yang kian kini kian merajalela. Misalnya pembajakan software, pembajakan hak cipta, pembajakan lagu dll. yang merugikan pemiliknya karena bangsa Indonesia ingin memiliki suatu barang dengan harga yang murah misalnya pada pembajakan software. Dengan pembajakan software luar bangsa ini tidak akan berkembang, Padahal anak negeri telah menciptakan software yang daya saingnya terkalahkan oleh software bajakan yang harganya relative miring, itu semua bisa merubah mental para anak bangsa untuk terus berkarya dan menghasilkan sesuatu.Bukti keempat ialah bangsa Indonesia bermental pengemis, akibat kemiskinan sekarang ini banyak pengemis berhamburan di pinggir-pinggir jalan. Apalagi sekarang bulan puasa, biasanya di beberapa lokasi terdapat pengemis musiman. Motivasi mereka hanya satu mendapatkan banyak uang dengan cara berdiam diri. Bukankah itu salah satu contoh bangsa yang malas dan senang bertindak dijalan pintas?.  Bukti kelima Tak asik apabila kita tidak menyinggung masalah budaya yang bangsa Indonesia miliki. Apakah anda pernah mendengar istilah Babi ngepet dan tuyul ? . Pasti pernahkan, hal ini membuat saya tergelitik untuk mengetahuinya dengan jauh. Mungkin anda berpikir apa hubungan babi ngepet, tuyul dengan mental bangsa Indonesia yang malas dan senang bertindak jalan pintas? . Sangat ada. Inilah mental-mental “cemen’ yang terdapat di sebagian masyarakat Indonesia. Folklore babi ngepet dan tuyul saya dapatkan dari daerah majalaya, pangalengan dan garut. Nenek saya pernah bercerita, beliau pernah melihat babi ngepet sebuah gang yang tersorot cahaya lampu motor sekitar jam 3 pagi di daerah rumah saya. Saya pun sontak terkaget mendengar cerita seperti itu apa benar di zaman yang modern ini masih ada babi ngepet ? saya telisik kembali. Ternyata benar itu ada karena kebetulan di daerah rumah saya merupakan pusat industri rajutan terbesar yang orang-orangnya cukup “berduit” tak salah apabila babi ngepet masih berkeliaran disana. Babi ngepet merupakan hewan jadi-jadian yang aslinya berupa manusia yang biasanya beroperasi mencuri uang pada malam hari, ada beberapa ritual sebelumnya . Misalnya si suami yang menjadi babi, lalu si istri yang menjaga lilinnya. Jikalau lilin itu bergerak-gerak maka si babi sedang dalam keadaan bahaya. Lalu ada tuyul, ternyata tuyul juga masih ada disekitar kita tuganya sama mencuri uang. Akan tetapi ritual memelihara tuyul lebih mengerikan. Tuyul yang berupa anak kecil gundul, botak, hitam dan borokan harus selalu disusui oleh seseorang yang memeliharanya. Itulah Pikiran bangsa Indonesia yang masih percaya akan aliran animisme yang masih kuat dan menyebabkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang malas dan selalu ingin bertindak dijalan pintas. Mereka pergi ke dukun, mendapatkan mantra  dengan alih-alih ingin cepat kaya tanpa bekerja !
Faktor-faktor yang menyebabkan bangsa Indonesia malas berpikir dan senang bertindak jalan pintas :
1.      Berpikir merupakan pekerjaan berat, itulah sebabnya sedikit orang yang melakukannya. Perlu diketahui bahwa malas berpikir harus dibedakan dengan berpikir sederhana, karena orang yang malas berpikir selalu bersikap masa bodoh, sedangkan orang yang berpikir sederhana masih mau bekerja dan mau berusaha meskipun dibatasi oleh kemampuannya. Malas berpikir adalah penyakit dan ini merupakan awal dari kesesesatan dan kehancuran kita, sebab orang yang tidak berpikir tidak pernah tahu tujuan dari penciptaan, yang dia tahu hanyalah sebatas bagaimana mempertahankan hidup didunia ini.
2.      Di era Globalisasi, Bangsa ini sedang terninabobokan kecanggihan teknologi yang memudahkan segalanya
3.      Kejujuran, kejujuran sangat mahal harganya. Banyak sekali orang yang berbohong karena ingin mendapatkan jalan pintas.
4.      Gampang menyerah dan kurang berusaha. Mental bangsa ini merupakan mental yang gampang menyerah. Tidak seperti Jepang mereka selalu mempunyai mental untuk maju dan melakukan inovasi-inovasi terbaru.
5.      Kemiskinan yang meningkat, membuat mental bangsa Indonesia semakin terpuruk oleh keadaan. Mereka yang malas hanya pergi untuk berdiam diri lalu meminta-minta dijalan untuk mendapatkan uang.
6.      Pendidikan yang diabaikan, merupakan faktor yang terpenting sebab sekarang ini pendidikan sangat diperlukn untuk menunjang sistem otak agar bisa dipakai untuk berpikir. Coba bayangkan saja apabila otak kita tidak dipakai untuk berpikir atau belajar ?
7.      Aliran Animisme, yang masih terasa kuat pada bangsa Indonesia membuat bangsa ini semakin terpuruk karena ulah-ulah otak dangkal manusia untuk mencari kemewahan dengan cara tidak layak .
8.      Faktor lain yang lebih penting ialah dari diri kita sendiri. Apabila diri kita ingin berubah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna niscaya bisa. Namun apabila diri kita hanya berdiam diri di rumah lalu bermalas-malasan dan hanya menginginkan hal yang mudah didapatkan , pasti diri kita tidak akan pernah maju kecuali dengan uang. Semuanya bisa dibeli saat ini .itulah mental bangsa yang kita cintai ini !
Dampak yang terjadi apabila bangsa Indonesia menjadi bangsa yang rajin dan tidak selalu mengambil jalan pintas ialah  bangsa Indonesia tidak hanya menjadi bangsa yang berkembang akan tetapi menjadi bangsa yang maju menyaingi Amerika, Jepang, dsb. Selain itu bangsa Indonesia niscaya akan mempunyai generasi-generasi yang cemerlang yang mempu mengharumkan nama bangsa dengan prestasi-prestasi gemilang, Bangsa Indonesia mampu menjadi Bangsa yang menunjukan inovasi-inovasi teknologi terbaru yang berkualitas dan diakui oleh seluruh dunia. Maka dari itu kita sebagai bangsa Indonesia yang bangga akan bangsa Indonesia , mari kita tunjukan bahwa bangsa ini tidak bermental malas dan tidak senang mengambil jalan pintas . Akan tetapi sebaliknya, apabila bangsa Indonesia masih bermental malas dan senang bertindak jalan pintas ialah generasi mudanya semakin bodoh, bangsa ini akan terus dibodohi oleh Negara-negara adikuasa. Hutang terlilit terus-menerus, rakyat terus menerus merosot kesejahteraannya, uang akan memanipulasi segalanya, generasi muda tidak akan berkembang dan tidak akan membuat suatu gebrakan inovasi yang ditunggu-tunggu dunia. Apabila mental ini masih terjadi pada bangsa ini alhasil bangsa ini akan hancur terinjak-injak bangsa yang lebih maju. Bahkan bangsa ini bisa merosot tingkatannya dari Negara berkembang menjadi Negara miskin ! bukan hanya miskin dari segi keuangan terlebih dari segi mental .

           




1 komentar:

  1. Harrah's Casino Pittsburgh - JTM Hub
    Visit Harrah's Philadelphia 공주 출장마사지 Casino in Pittsburgh. 의정부 출장안마 Our Pennsylvania 계룡 출장안마 casino offers over 1,000 games, over 300 table games, Fri, Dec 17Keith 경상남도 출장마사지 HartleySat, Dec 제주도 출장샵 18Chris Isaak

    BalasHapus